Sebuah nama akun bernama @Salman_Chisti_Aljugjawy terlihat sangat unik karena menggunakan nama Chisti.
Akun yang mirip dengan nama pesohor Sakti Ari Seno itu, belum dapat dipastikan sih, terambil dari nama sebuah tarekat sufi dari India.
Nama tokoh yang diambil adalah Syekh Muinuddin Chisti yang akrab di kalangan Jamaah Tabligh.
Chisti sangat akrab dalam perjalan sejarah India, termasuk di kalangan Hindu.
Salah satu ulama Chisti yag terkenal yakni Baba Farid (Fariduddin Ganjshakar), bahkan dianggap sebagai orang suci dalam agama Sikh. Puisi-puisinya terdapdat dalam Kitab Suci Guru Granth Sahib.
Baba Farid, as he is commonly known, has his poetry included in the Guru Granth Sahib, the most sacred scripture of Sikhism, which includes 123 (or 134) hymns composed by Farid. Guru Arjan Dev Ji, the 5th guru of Sikhism, included these hymns himself in the Adi Granth, the predecessor of the Guru Granth Sahib.
The town of Faridkot in Punjab, India is named after him.
Berikut sejarah Tarekat Chisti:
Syekh Muinuddin Chisti bersahabat baik dengan Syekh Hamid al-din al-Shufi yang kelak membangun pusat kegiatan tarekat di Rajasthan. Salah satu murid Syekh Muinuddin CHisti, Khawajah Qutub al-Din Bakhtiar Kaki yang bermukim di Delhi menjadi ulama berpengaruh di istana, bahkan Sultan Syamsuddin sangat memuliakan beliau. Syekh Bakhtiar Kaki sempat menetap di Baghdad dan bertemu dengan Syekh Abdul Qadir al-Jailani, namun beliau tetap memilih menjadi murid Syekh Muinuddin Chisti. Syekh Bakhtiar Kaki sering mengadakan ritual sama’ (konser ruhani) dengan menggunakan musik dan tarian.
Makam Mursyid Chistiyah: Baba Farid
Pewaris Syekh Bakhtiar Kaki adalah Fariduddin Mas’ud atau yang lebih dikenal sebagai “Ganj-i-Syakar” atau Baba Farid. Baba Farid ini mendapat latihan ruhani yang keras dari Syekh Bakhtiar Kaki – termasuk dengan berzikir dan membaca Qur’an selama 40 hari dengan bergantungan kaki di atas kepala di bawah (yg dinamakan amalan chilla-yi ma’kus, yang dipertama kali diamalkan oleh Syekh Abu Said al-Khair). Kepopuleran Baba Farid tersebar ke segala penjuru India, dan bahkan para pertapa Yogi sering mengunjunginya untuk berdiskusi soal-soal Ketuhanan tanpa rasa canggung. Baba Farid juga dikenal sebagai penyair sufi.
Penerus Baba Farid adalah Khawaja Nizhamuddin al-Awliya, yang menetap di Delhi sampai akhir hayatnya pada 1325 M. Beliaulah yang mengkristalisasikan ajaran Tarekat Chistiyyah di India bagian utara. Syekh Nizhamuddin al-Awliya dikenal karena ilmu ladunni-nya – dan bahkan para ulama anti Tasawuf kagum kepadanya.
Tarekat Chistiyyah memiliki jalur Silsilah hingga kepada Imam Ali Bin Abi Thalib (Karramallu Wajhahu) dan Rasulullah Muhammad SAW.
Rasulullah Muhammad SAW
'Alī ibn Abi Thalib (Ali, sepupu Muhammad)
Al-Hasan al-Bashri (w. 728, seorang teolog muslim Persia awal)
'Abdul Wahid Bin Zaid Abul Fadl (w. 793, seorang suci Sufi awal)
Fuḍayll bin 'Iyad bin Mas'ud Bin Bisyr al-Tamimi
IBRAHIM bin Adham (seorang pertapa sufi awal legendarly)
Hudzaifah al-Mar'ashī
Aminuddin Abu Ḥubayrah Bashri
Mumshād Dīnwarī
Abu Ishaq Shami (w. 940, pendiri urutan Chishti yang tepat)
Abu Ahmad Chishti
Abu Muhammad Chishti
Abu Yusuf Nasar-ud-Din Chishti (w. 1067)
Qutab-ud-Din Maudood Chishti (putra Abu Yusuf, d. 1139)
Haji Sharif Zindani (w. 1215)
Usman Harooni (w. 1220)
Mu'īnuddīn Chishti (1141-1230) (baca)
Qutab-ud-Din Bakhtyar Kaki (1173-1235)
Fariduddin Mas'ud ("Baba Farid", 1173 atau 1175-1266) (lihat info di atas)
Setelah Fariduddin Mas'ud, urutan Chishti dibagi menjadi dua cabang:
Chishti Sabri, yang mengikuti Alauddin Sabir Kaliyari.
Chishti Nizami yang mengikuti Nizamuddin Auliya. Nama Nizamuddin merupakan nama tempat pusat Markaz Jamaah Tablig di dunia.
Akun yang mirip dengan nama pesohor Sakti Ari Seno itu, belum dapat dipastikan sih, terambil dari nama sebuah tarekat sufi dari India.
Nama tokoh yang diambil adalah Syekh Muinuddin Chisti yang akrab di kalangan Jamaah Tabligh.
Chisti sangat akrab dalam perjalan sejarah India, termasuk di kalangan Hindu.
Salah satu ulama Chisti yag terkenal yakni Baba Farid (Fariduddin Ganjshakar), bahkan dianggap sebagai orang suci dalam agama Sikh. Puisi-puisinya terdapdat dalam Kitab Suci Guru Granth Sahib.
Baba Farid, as he is commonly known, has his poetry included in the Guru Granth Sahib, the most sacred scripture of Sikhism, which includes 123 (or 134) hymns composed by Farid. Guru Arjan Dev Ji, the 5th guru of Sikhism, included these hymns himself in the Adi Granth, the predecessor of the Guru Granth Sahib.
The town of Faridkot in Punjab, India is named after him.
Berikut sejarah Tarekat Chisti:
Syekh Muinuddin Chisti bersahabat baik dengan Syekh Hamid al-din al-Shufi yang kelak membangun pusat kegiatan tarekat di Rajasthan. Salah satu murid Syekh Muinuddin CHisti, Khawajah Qutub al-Din Bakhtiar Kaki yang bermukim di Delhi menjadi ulama berpengaruh di istana, bahkan Sultan Syamsuddin sangat memuliakan beliau. Syekh Bakhtiar Kaki sempat menetap di Baghdad dan bertemu dengan Syekh Abdul Qadir al-Jailani, namun beliau tetap memilih menjadi murid Syekh Muinuddin Chisti. Syekh Bakhtiar Kaki sering mengadakan ritual sama’ (konser ruhani) dengan menggunakan musik dan tarian.
Makam Mursyid Chistiyah: Baba Farid
Pewaris Syekh Bakhtiar Kaki adalah Fariduddin Mas’ud atau yang lebih dikenal sebagai “Ganj-i-Syakar” atau Baba Farid. Baba Farid ini mendapat latihan ruhani yang keras dari Syekh Bakhtiar Kaki – termasuk dengan berzikir dan membaca Qur’an selama 40 hari dengan bergantungan kaki di atas kepala di bawah (yg dinamakan amalan chilla-yi ma’kus, yang dipertama kali diamalkan oleh Syekh Abu Said al-Khair). Kepopuleran Baba Farid tersebar ke segala penjuru India, dan bahkan para pertapa Yogi sering mengunjunginya untuk berdiskusi soal-soal Ketuhanan tanpa rasa canggung. Baba Farid juga dikenal sebagai penyair sufi.
Penerus Baba Farid adalah Khawaja Nizhamuddin al-Awliya, yang menetap di Delhi sampai akhir hayatnya pada 1325 M. Beliaulah yang mengkristalisasikan ajaran Tarekat Chistiyyah di India bagian utara. Syekh Nizhamuddin al-Awliya dikenal karena ilmu ladunni-nya – dan bahkan para ulama anti Tasawuf kagum kepadanya.
Tarekat Chistiyyah memiliki jalur Silsilah hingga kepada Imam Ali Bin Abi Thalib (Karramallu Wajhahu) dan Rasulullah Muhammad SAW.
Rasulullah Muhammad SAW
'Alī ibn Abi Thalib (Ali, sepupu Muhammad)
Al-Hasan al-Bashri (w. 728, seorang teolog muslim Persia awal)
'Abdul Wahid Bin Zaid Abul Fadl (w. 793, seorang suci Sufi awal)
Fuḍayll bin 'Iyad bin Mas'ud Bin Bisyr al-Tamimi
IBRAHIM bin Adham (seorang pertapa sufi awal legendarly)
Hudzaifah al-Mar'ashī
Aminuddin Abu Ḥubayrah Bashri
Mumshād Dīnwarī
Abu Ishaq Shami (w. 940, pendiri urutan Chishti yang tepat)
Abu Ahmad Chishti
Abu Muhammad Chishti
Abu Yusuf Nasar-ud-Din Chishti (w. 1067)
Qutab-ud-Din Maudood Chishti (putra Abu Yusuf, d. 1139)
Haji Sharif Zindani (w. 1215)
Usman Harooni (w. 1220)
Mu'īnuddīn Chishti (1141-1230) (baca)
Qutab-ud-Din Bakhtyar Kaki (1173-1235)
Fariduddin Mas'ud ("Baba Farid", 1173 atau 1175-1266) (lihat info di atas)
Setelah Fariduddin Mas'ud, urutan Chishti dibagi menjadi dua cabang:
Chishti Sabri, yang mengikuti Alauddin Sabir Kaliyari.
Chishti Nizami yang mengikuti Nizamuddin Auliya. Nama Nizamuddin merupakan nama tempat pusat Markaz Jamaah Tablig di dunia.
loading...
0 comments :
Post a Comment